Senin, 15 Februari 2016

KUCIUM NISANMU PADUKA

Kucium nisanmu Paduka
Semerbak wangi menyatu dalam sukma ragaku,
Melawat cintaku berganti inkarnasi
Seperti dulu paduka.

Warna kemuliaan membalut tidurmu
Sari kembang bunga segar kelangit
Sebauah doa cinta bagimu
Dengan sentuhan Gurindam-gurindam abadi
Seperti ayat bersenyawa kekal.

Paduka
Bumi sudah miskin embun
Tidak seperti dulu
Sang akar bumi mati
Menunggu langit hujan
Kerinduan suatu masa Hijau yang mulia.

Paduka jika boleh
Aku mencium kisah muliamu
Yang tersiar dan tertulis raja-raja manca
Paduka Raja biarlah aku hidup dengan sabdamu dalam Gurindam
Wasiat untuk hidup mulia
Budi pekerti yang tertulis Kodrat
Sebagai manusia yang taat  dan ingat
Betapa hidup menjalani waktu yang berubah
Namun Budi pekerti mulia tetaplah indah.
Dan harus indah bagi sesama.
( KEN LARAS )












 

Minggu, 14 Februari 2016

FESTIVAL LAUT KOTA TANJUNG PINANG TERPUSAT DI PULAU PENYENGAT




Kekuatan moral yang terpuji
Mempesona budi pekertimu
Tidak menyerah dengan selatmu yang menggoda keelokkan dunia
Yang terkikis gempuran ombak
Engkau masih kuat
Bertahan diantara riak-riak budaya gila
Engkau masih arif dan bijaksana
Dengan tutur Gurindam para Raja, pujangga dan
semua masih Harmonis
Semua indah dan sejuk
Seperti dunia besar di Pulaumu yangkecil
Semua mencintaimu diantara hati yang emosi
Sebab engkau cantik diantara yang menawan.
( KEN LARAS)


Sabtu, 25 Juli 2015

PERUMAHAN SAPTA PESONA

PERUMAHAN SAPTA PESONA.
Beralamat di Jl. PARPOSTEL, JATI ASIH, BEKASI hanya 5 Menit dari Tol Jati Asih. Menjadikan hunian idaman anda di Metropolitan yang bebas banjir. Hanya tersedia 35 unit berminat Hubungi; Bpk. Budi Santoso Hp. 081388414100 dan Suratman Hp. 081344358777.

Selasa, 07 Juli 2015

KEPRIHATINAN

MANUSIA DAN KODRAT

Manusia di Bumi adalah para juara
Pemenang akhir yang bersekutu dan berwujud
Dalam keheningannya di kandungan terikat tali hidup,
Terikat darah yang jelas, sangat jelas tanpa kepalsuan asalnya.

Lorong sempit yang penuh tangisan 
Mengantarkan di ruang bulat yang panas dan dingin
Menghadapi jelmaan kebaikan dan kejahatan,
dan Nasipmu harus berada dan bersamanya.

Ketika Manusia menjalani kodrat
Maka terlihat jelas dan sangat jelas dalam terang,
atau dalam kegelapan melihat terang,
Sungguh manusia di Bumi bersekutu dengan Kodrat
sehingga Nasip terbentuk,
Miskin dan kaya
bersekutu dengan kodrat
Mati.

Maka jika hidup egois dan sombong
Lihatlah keranda mayatmu tidak bisa berjalan sendiri
Kecuali robot-robot yang engkau jadikan manusia
Itupun engkau dan aku tetap manusia
yang butuh kaki mengantar ke liang lahat.

Selama berpuasa, berpuasalah dalam keprihatinan,
Selama berpesta, berpestalah dalam keprihatinan,
Supaya dalam PRIHATIN, 
Perih hatimu mampu melihat jiwa yang haus dan lapar,
Telanjang dan buta
Sakit dan menderita
Yang kau sentuh dengan hati perihmu
Yang berkodrat Manusia SEJATI.
(Suratman, 08 JULI 2015)

Jumat, 24 April 2015

Dunia Baru

Dunia Baru
Keluarlah dan putuskan tali pusermu
Janganlah terus menyatu dengan indukmu
Jangan menyendiri dalam sepi
Lihatlah
Semua pesona panorama
Simfoni satwa
Dan manusia

Jangan terus merah
Hitamkan dan buatlah berkeringat
Menjalani dunia baru
Bersama taburan cahaya surya

Jalani dunia baru
Yang sungguh mengharukan
Jangan putus asa
Banyak jebakan
Banyak misteri
Dan banyak kematian

Tetapi cerita surga
Hanya ada di bumi
Pilihlah sendiri
Banyak ayat suci
Yang dibawa para nabi

Dunia baru akan kembali
Yang harus memutus kefanaan
Dunia ini fana.
(SUBROTO S)




Sabtu, 11 April 2015

Puisi LANGIT

WAHYU LANGIT

Katakan pada hamba,
Jika dalam gelap ada bintang langit menuju padaku,
Melengket usus-ususku bertemu perih menyentuh ulu hati,
Mengatup mataku melihat jelas terangnya dunia yang gelap,

Kulit keripis tertindas sengatan gigi susu serangga,
Mati terasa jauh tertelikung harapan yang bulat,
Entah Engkau Tuhan akan menghampiri raga yang perih hati ini atau akan berlalu saja tanpa perduli jiwa yang menunggu di pinggir jalanMu?

Memang sampah ragaku bau dan kotor,
Memang pikiranku bodoh dan jelata,
Tetapi aku hanya meminta padaMu,
Bukan kepada setan, bukan kepada malaikat,tetapi kepada Tuhan yang mengukir jiwa ragaku aku meminta tetesan madu manisMu Tuhan.

Aku Kau rajut melalui tenun kasih orangtuaku,
Dan kau menangkan aku sebagai pemenang,
Dan lahir sebagai pemenang,
Kini di jalan yang terjal ini aku berhenti letih hati,
Memohon kasut baru untuk melangkah di jalanMu yang aku tempuh.

Aku membuka mulutku untuk menanti pagi yang bertabur embun sejuk ,
Yang menyentuh langit-langit mulut dan kerongkongan yang kering dan haus,
Tuhan datanglah se relaMu,
Dalam perilaku aku menyembahMu,
Dalam miskin dan duka lara yang terikat perih hatiku dalan haus dan lapar.
(Subroto Suratman-11-04-15)









BERKARYA dengan nurani

Om baron tokoh sinetron yang menghiasi layar kaca Indonesia. Dalam berkarya hanya kesungguhan seni dari dalamlah tontonan itu bernilai atau tidak.

Berasal dari Yogyakarta om baron berkarakter jawa yang tidak lepas dari logat jawanya yang juga ahli berperan dengan etnik lain. Seniman tetaplah seniman.
(SOETTA_2013)