WAHYU LANGIT
Katakan pada hamba,
Jika dalam gelap ada bintang langit menuju padaku,
Melengket usus-ususku bertemu perih menyentuh ulu hati,
Mengatup mataku melihat jelas terangnya dunia yang gelap,
Kulit keripis tertindas sengatan gigi susu serangga,
Mati terasa jauh tertelikung harapan yang bulat,
Entah Engkau Tuhan akan menghampiri raga yang perih hati ini atau akan berlalu saja tanpa perduli jiwa yang menunggu di pinggir jalanMu?
Memang sampah ragaku bau dan kotor,
Memang pikiranku bodoh dan jelata,
Tetapi aku hanya meminta padaMu,
Bukan kepada setan, bukan kepada malaikat,tetapi kepada Tuhan yang mengukir jiwa ragaku aku meminta tetesan madu manisMu Tuhan.
Aku Kau rajut melalui tenun kasih orangtuaku,
Dan kau menangkan aku sebagai pemenang,
Dan lahir sebagai pemenang,
Kini di jalan yang terjal ini aku berhenti letih hati,
Memohon kasut baru untuk melangkah di jalanMu yang aku tempuh.
Aku membuka mulutku untuk menanti pagi yang bertabur embun sejuk ,
Yang menyentuh langit-langit mulut dan kerongkongan yang kering dan haus,
Tuhan datanglah se relaMu,
Dalam perilaku aku menyembahMu,
Dalam miskin dan duka lara yang terikat perih hatiku dalan haus dan lapar.
(Subroto Suratman-11-04-15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar